Kamis, 18 Maret 2010

Freak Tentor

Tak terasa jam pelajaran agama islam telah usai dengan gaduh, hati gue rada bungah, soalnya akan ada sosialisasi TOEFL dan sosialisasi ini menyabotase jam PKN, itulah sebabnya gue rada bungah.
Tapi, ternyata ada yang rada janggal didalam sosialisasi ini, seperti:
1. Kenapa sosialisasi ini berubah menjadi ajang mengerjakan soal TRY OUT, apalagi soalnya udah pada di kerjain sama SMA lain.
2. Kenapa yang jadi pembimbingnya(selanjutnya kita sebut saja tentor) cantik dan logatnya kayak orang cilacap.
3. Kenapa gak ada nonton film bareng.
4. Dan yang terakhir, kenapa gue memperhatikan tentornya? Apa karna dia cantik? Apa ini yang dinamakan cinta tidak melihat umur?
Memang ada yang protes pada waktu itu, bilang gini,
"Miss, katanya mau sosialisasi? Kenapa malah jadi TRY OUTlisasi? Gue malah jadi bingung."
"Memang sebelum mengadakan sosialisasi, kami selalu mengadakan TRY OUT kayak gini sayang." kata tentornya.
Mengerjakan soal TRY OUT memang gak jadi masalah yang begitu besar bagi kelas gue(karna mengerjakannya berjamaah, kayak shalat gitu), apa lagi yang ngawasin orangnya gak tegas,
bisa2 tuh orang jadi bulan2an dikelas gue.
Tanpa terasa, waktu berjalan sangat cepat(bahkan lebih cepat dari pada pak sena nyapu), gue baru dapat setengah jawaban, "Wah, harus menggunakan cara yang kedua nih, cara yang pertama(mengerjakan dewekan alias berpikir) udah hangus masa aktifnya, jadi lebih baik gue pake cara yang kedua, yaitu bergerilya alias mencari jawaban dengan diam2 tanpa mengeluarkan bunyi kentut nih."
Pikir gue, akhirnya rencana gue sukses tanpa mengeluarkan satu patah kentut dari pantat gue.
Setelah semuanya kelar, tibalah saat sosialisasi TOEFL, pada season ini tentornya udah beda, gak secantik Luna Maya lagi, tapi secantik mpok Nori.
Udah jelek, pinter omong pula alias berjiwa seles gitu, mending gue, jelek tapi gak banyak omong.
Tentor satu ini njelei sekali, sukanya mukul2 papan tulis, sampe2 si Gary ngomong gini,
"Jebol lho mbak papan tulise, nak di antemi."
Eh, si tentornya gak mau kalah, dia malah bilang gini,
"Sapa koe? Tak copot andeng2 mu lho enko nak ora meneng."
Selain itu, dia juga sering mengulang2 kalimat seperti,
"Konsentrasi ya dek, konsentesasi ya dek, fokus ya dek, fokus ya dek." dan masih banyak lagi.
Setelah meyakinkan ini itu(dasarnya memang jiwa seles motor sejati), gue n temen2 otomatis terbujuk dengan rayuan manis si bibir monyong yang bilang kalau sertifikatnya bisa untuk daftar kuliah, nglamar kerja, nglamar pacar,untuk membungkus kacang pun bisa,
pokoknya bisa untuk apa saja.
Kita dikenai uang 50.000, untuk bayar pendaftaran.
Test dilakukan keesokan harinya, tepatnya hari kamis.
Setelah melakukan olahraga(soalnya pada waktu itu hari kamis) gue ganti baju dan jajan, waktu dijalan gue dengar bocah2 pada ngomong tentang ke janggalan test ini, seperti kenapa kepala sekolah gak tau tentang test ini, tidak ada pemberitahuan kepada orang tua, pak Koj gak tau, pak Sena juga gak tau, apalagi Pak sarpun.
Ini aneh sekali, lalu si Hendita n Gary menanyakan masalah ini kepada TGY, eh TGY malah senyam senyum kayak bayi baru saja minum ASI.
Kemarahan anak2 IPS pun memuncak, si Gaco membanting botol, si Gari membanting sapu, lalu gue membanting pantat gue ke kursi.
Ternyata gak hanya sampe situ ke bringasan temen2 gue, puncaknya pas tentornya masuk, si Gaco nendang meja, Gary juga, gue juga nendang, tapi bukan meja melainkan Enta, soalnya dari tadi ribut terus.
Merasa tersaingi, dan terketan(yang bener tertekan) tentor itu mendekati si GaGa(bukan Lady gaga lho, ini singkatan dari Gaco dan Gary) dengan tampang wedusnya(karena tentor yang satu ini punya jenggot yang panjangnya minta maaf), lalu dia bilang gini,
"Nak koe ra seneng karo aku berarti koe normal, tapi nak koe arep slamet, metu wae rasah nggawe ribut nang kelas."
Setelah mereka menjelaskan iti inu, mereka membagikan LJK untuk diisi, tapi beberapa saat kemudian mereka ambil tu LJK dan pada keluar.
Otomatis kita merasa terhina, temen2 sekelas pada keluar, si Gaco hampir menghajar tuh wedus,
untung dicegah sama temen2.
Waktu mengerjakan telah berakhir, si tentor yang ngakunya profesional masuk ke kelas untuk menjelaskan iti inu dia membuka season pertanyaan, otomatis romantis banyak yang tanya, ada yang tanya tentang uang, ada yang tanya tentang kegunaan tuh sertifikat, gue juga tanya soal gimana caranya buat anak.
Tapi semua pertanyaan yang dilemparkan, jawabannya cuma satu yaitu, profesional.
Kesabaran si tentor dan temen2 gue akhirnya habis, lalu para tentor membuat inisiatip yaitu siapa yang mau bayar 50.000 akan diberi sertifikat, bagi yang tidak akan didatangkan pimpinan pusatnya.
Dari pada pulang sore banyak temen gue yang milih untuk bayar aja, termasuk gue.
Oh ada tambahan dari Hendita, dia bilang,"Eh, ditambahi fa, muni, ada juga yang ngintip branya si tentor yang pake baju merah, tapi ojo omong nak aku lho fa." Itu kata2 Hendita.
Sampai sini dulu tulisan saya, jika ada kesalahan mohon maaf.

0 komentar: